Gak terasa udah masuk hari terakhir kita di Singapura. Ya iya disananya cuma 2,5 hari gimana mau terasa wkwk. Pagi itu kita berniat langsung check-out berhubung kita gak mungkin balik ke penginapan jam 12 nanti, tapi ternyata meja resepsionisnya masih tutup. Kita isi waktu menunggu dengan sarapan cup noodle yang udah dibeli malam sebelumnya dan lagi-lagi Mesjid Sultan menjadi perantara penyelamat kita untuk masalah per-air-an. Setelah lumayan kenyang dengan cup noodle yang emang sengaja beli porsi besar, kita balik lagi ke penginapan berharap resepsionisnya udah buka dan Alhamdulillah ternyata emang udah buka. Kita pun check-out, gak lupa nitip backpack ke abang resepsionisnya (atau sepertinya yang punya penginapan) sampai sore hari karena jadwal bus kita ke Kuala Lumpur masih jam 7 malam nanti.
Agenda hari itu adalah menuntaskan rasa penasaran ke Marina Barrage yang belum terpenuhi. Berdasarkan review yang saya baca, stasiun paling mentok ke Marina Barrage adalah Marina Bay. Dari Marina Bay, kita harus lanjut pakai bus sampai ke halte terakhir sebelum Marina Barrage. Berpegang pada review itu, kita pun memulai perjalanan. Dari stasiun Bugis, ambil jalur biru arah ke Sungai Bedok. Terus bisa turun di Promenade atau Bayfront, ganti ke jalur kuning arah ke Marina Bay. Turun deh di Marina Bay. Pas keluar dari stasiun ini, kita lihat sekeliling buat cari halte bus. Tanpa sengaja, kita lihat sederet sepeda terparkir. Dan ting! Ya, ini saatnya!
Sebelum berangkat ke Singapura, saya dapat bekal info dari teman yang udah kesini kalo disini ada fasilitas bike sharing. Jadi sistemnya kita download aplikasi, daftar akun, top up, udah deh tinggal unlock dengan scan QR code yang ada di sepedanya. Gak cuma sepeda, scooter juga ada. Merknya pun gak cuma satu, yang paling terkenal itu ada Ofo dan Mobike. Untuk Ofo, ada 1 free ride untuk penggunaan aplikasi pertama kali.
Dari sebelum berangkat kita emang udah rencana mau coba fasilitas bike sharing ini behubung dapat gratisan ya kan, tapi belum nemu waktu yang pas. Dan ternyata waktunya pas sekali saat itu karena kita juga sedang berhemat saldo EZ-Link untuk dipake ke terminal bus keberangkatan ke KL nanti. Intinya ya biar gak perlu keluar duit buat top up lagi wkwk.
Usaha kita beberapa menit memahami cara kerja aplikasinya berhasil, sepeda ter-unlock dan kita pun siap gowes-gowes lucu pagi itu. Dengan bantuan google maps, kita jelajahi jalanan menuju Marina Barrage. Jalur sepeda disini letaknya di bagian trotoar jalan bukan di jalan raya, sebelahan sama jalur pejalan kaki. Jadi rasanya lebih aman karena gak perlu berbagi jalur dengan mobil-mobil di jalan rayanya. Perjalanan ke Marina Barrage lumayan jauh tapi karena letaknya di pinggir kota, jadi jalanan menuju kesana gak terasa panas dan capek karena dipenuhi pohon-pohon.
Sampailah kita di Marina Barrage dan waw..
Ini gambar saya ambil dari internet ya biar kelihatan gimana bentuknya. Tanah lapang yang ijo-ijo itu lokasinya
Ini baru foto kita wkwk
Setelah merasa cukup, kita lanjutkan perjalanan ke Merlion. Sebelumnya kita gak tau mau lewat mana ke Merlion kalo dari Marina Barrage, tapi ternyata ada akses langsung menuju Gardens by The Bay dari situ. Karena sepeda tadi gak kita lock, jadi masih bisa dipake. Goweslah kita menyusuri pinggiran waduk sampai ke Cloud Forest & Flower Dome. Sampai abis jalanan aspal, kita parkirin sepeda dan jalan kaki masuk ke kawasan Gardens by The Bay sampai dapat Supertree Grove. Untuk masuk ke taman besar ini, gak boleh bawa sepeda atau skate. Cekrek cekrek dikit lah kita disini. Tapi... saya gak bisa dapat proper foto di bagian Supertree Grove-nya karena masih banyak sisa-sisa Christmas Festival malam sebelumnya. Jadi fotonya banyak kehalang sama properti-properti festival.
Setelah formalitas ambil beberapa foto di Supertree, kita lanjut ke Merlion melalui jembatan penghubung yang sama dengan malam pertama. Rencananya kita mau coba fasilitas scooter sharing dari The Shoppes menuju Merlion. Sampai di depan The Shoppes, kita carilah scooter dengan merk Telepod yang katanya ada 10 menit free ride. Sepeda sama scooter-nya bisa ditemukan dimana-mana, tapi kadang cuma ada satu atau dua gitu. Kalo mau lebih banyak pilihan, coba ke bawah Helix Bridge. Disitu banyak terparkir sepeda dan scooter dengan berbagai merk.
Pas kita mau coba 10 menit free ride dari Telepod itu, tetoott. Gagal. App-nya bilang kita gak ada saldo. Nipu nih strategi marketing-nya wkwk. Kita lihat beberapa sepeda dengan merk lain dan menghabiskan waktu untuk download app-nya tapi sepertinya cuma Ofo yang kasih free ride. Pfttt...
Karena hari mulai mendung dan hujan mulai turun satu-satu, akhirnya mau gak mau kita harus jalan kaki ngelilingin danau menuju Merlion daripada terjebak hujan di The Shoppes. Bermodal satu payung untuk berdua, kita terobos hujan yang mulai menderas. Kita juga sempat mangkal sebentar di pinggiran gedung karena hujannya terlalu deras untuk dilalui. Dalam waktu kurang dari setengah jam (termasuk waktu nunggu hujan reda), sampailah kita di Merlion. Jepret-jepret, selesai.
Sekitar jam 1 siang, kita putuskan balik ke hostel buat ambil backpack. Kalo dari Merlion ini, stasiun terdekatnya adalah Raffles Place (jalur hijau dan jalur merah). Karena kita mau ke Bugis, kita ambil jalur hijau arah ke Expo/Pasir Ris. Sampai disana, kita perpisahan dulu sama Mesjid Sultan yang jadi MVP di perjalanan kali itu, lanjut ambil backpack di hostel, dan pastinya makaaaan. Kita udah dua kali makan di Kampong Glam Cafe dan dilayani oleh petugas yang sama, jadi agak nganu kalo makan disana lagi dan dilayani doi lagi. Maka, terpilihlah Zam-zam Singapore sebagai pengganti. Yaa emang gak ada pilihan lain sih emang. Cuma itu tempat makan low bugdet yang kita tau di daerah situ wkwk.
Sekitar jam setangah 5 sore, kita berangkat ke terminal bus keberangkatan ke KL, namanya Golden Mile Complex. Sebenarnya tempat ini gak kayak terminal sih, dan mungkin emang bukan terminal. Tapi bus-bus antar kota antar provinsi kayaknya emang banyak berangkat dari situ. Stasiun MRT terdekat dari Golden Mile Complex adalah Nicoll Highway di jalur kuning. Dari stasiun Bugis ambil jalur biru arah ke Sungai Bedok, tukar ke jalur kuning di Promenade, naik MRT arah ke HarbourFront, tinggal tunggu MRT berhenti di Nicoll Highway. Sebelum naik MRT, sebenarnya kita udah deg-degan karena takut saldo EZ-Link kita gak cukup. Dikurangi saldo minimal 3SGD, kita cuma punya sekitar 0,8SGD dan kita gak tau ongkos ke Nicoll Highway itu berapa. Yaudah gas aja... dan ternyata cukup. Alhamdulillah. Sebelum keluar stasiun, kita refund saldo EZ-Link dulu di konter.
Dari stasiun Nicoll Highway, kita jalan sekitar 5 menit menuju Golden Mile Complex-nya. Pas udah dekat ke Golden Mile Complex, saya gak sengaja ngelihat plang nama jalan yang tulisannya "Sultan St". Terus langsung mikir, kok ada nama jalan 'Sultan St' ya di daerah sini. Dan setelah kita analisa, ternyata memang itu adalah daerah Mesjid Sultan :')))) Perjalanan yang cuma maksimal 10 menit jalan kaki, kita tempuh dengan MRT pakai ganti-ganti jalur :')))) Seketika kita merasa bodoh. Kenapa gak ngecek google maps dulu tadi :')))))
Sambil berusaha melupakan kejadian itu, sampailah kita di Golden Mile Complex. Bus kita yang bernama Sri Maju bersiap ngangkut kita menuju KL di jam 7 malam. Perjalanan ke KL kurang lebih 5-6 jam, jadi perkiraan kita bakal sampai jam 1 tengah malam. Singgah sebentar di imigrasi Singapore, imigrasi Malaysia, dan rest area, sampailah kita di Swiss Garden Hotel KL tempat dimana bus menurunkan penumpang. Dari Swiss Garden Hotel, kita jalan kaki di tengah malam mencekam itu menuju penginapan yang jaraknya sekitar 10 menit dari situ. Kita banyak melewati rusun dan jalanan gelap yang bikin suasana tambah horor takut ada orang jahat, tapi kita sok berani aja sampai akhirnya nemu penginapan kita. Alhamdulillah selamat..
Kira-kira KL kayak apa ya? Apa sama dengan yang di-marketing-kan selama ini?
Cerita sebelumnya : Wisata Religi di Kota Mermaid Berkepala Singa
Gowes lucu, itu background-nya Cloud Forest
Foto ter-proper Supertree Grove yang bisa saya dapat
Setelah formalitas ambil beberapa foto di Supertree, kita lanjut ke Merlion melalui jembatan penghubung yang sama dengan malam pertama. Rencananya kita mau coba fasilitas scooter sharing dari The Shoppes menuju Merlion. Sampai di depan The Shoppes, kita carilah scooter dengan merk Telepod yang katanya ada 10 menit free ride. Sepeda sama scooter-nya bisa ditemukan dimana-mana, tapi kadang cuma ada satu atau dua gitu. Kalo mau lebih banyak pilihan, coba ke bawah Helix Bridge. Disitu banyak terparkir sepeda dan scooter dengan berbagai merk.
Pas kita mau coba 10 menit free ride dari Telepod itu, tetoott. Gagal. App-nya bilang kita gak ada saldo. Nipu nih strategi marketing-nya wkwk. Kita lihat beberapa sepeda dengan merk lain dan menghabiskan waktu untuk download app-nya tapi sepertinya cuma Ofo yang kasih free ride. Pfttt...
Karena hari mulai mendung dan hujan mulai turun satu-satu, akhirnya mau gak mau kita harus jalan kaki ngelilingin danau menuju Merlion daripada terjebak hujan di The Shoppes. Bermodal satu payung untuk berdua, kita terobos hujan yang mulai menderas. Kita juga sempat mangkal sebentar di pinggiran gedung karena hujannya terlalu deras untuk dilalui. Dalam waktu kurang dari setengah jam (termasuk waktu nunggu hujan reda), sampailah kita di Merlion. Jepret-jepret, selesai.
Too many photo spots in one picture wkwk : Helix Bridge - Marina Bay Hotel - ArtScience Museum
Pernyataan 'Gak ke Singapura kalo gak ke Merlion' masih berlaku gak?
Sekitar jam 1 siang, kita putuskan balik ke hostel buat ambil backpack. Kalo dari Merlion ini, stasiun terdekatnya adalah Raffles Place (jalur hijau dan jalur merah). Karena kita mau ke Bugis, kita ambil jalur hijau arah ke Expo/Pasir Ris. Sampai disana, kita perpisahan dulu sama Mesjid Sultan yang jadi MVP di perjalanan kali itu, lanjut ambil backpack di hostel, dan pastinya makaaaan. Kita udah dua kali makan di Kampong Glam Cafe dan dilayani oleh petugas yang sama, jadi agak nganu kalo makan disana lagi dan dilayani doi lagi. Maka, terpilihlah Zam-zam Singapore sebagai pengganti. Yaa emang gak ada pilihan lain sih emang. Cuma itu tempat makan low bugdet yang kita tau di daerah situ wkwk.
Sekitar jam setangah 5 sore, kita berangkat ke terminal bus keberangkatan ke KL, namanya Golden Mile Complex. Sebenarnya tempat ini gak kayak terminal sih, dan mungkin emang bukan terminal. Tapi bus-bus antar kota antar provinsi kayaknya emang banyak berangkat dari situ. Stasiun MRT terdekat dari Golden Mile Complex adalah Nicoll Highway di jalur kuning. Dari stasiun Bugis ambil jalur biru arah ke Sungai Bedok, tukar ke jalur kuning di Promenade, naik MRT arah ke HarbourFront, tinggal tunggu MRT berhenti di Nicoll Highway. Sebelum naik MRT, sebenarnya kita udah deg-degan karena takut saldo EZ-Link kita gak cukup. Dikurangi saldo minimal 3SGD, kita cuma punya sekitar 0,8SGD dan kita gak tau ongkos ke Nicoll Highway itu berapa. Yaudah gas aja... dan ternyata cukup. Alhamdulillah. Sebelum keluar stasiun, kita refund saldo EZ-Link dulu di konter.
Dari stasiun Nicoll Highway, kita jalan sekitar 5 menit menuju Golden Mile Complex-nya. Pas udah dekat ke Golden Mile Complex, saya gak sengaja ngelihat plang nama jalan yang tulisannya "Sultan St". Terus langsung mikir, kok ada nama jalan 'Sultan St' ya di daerah sini. Dan setelah kita analisa, ternyata memang itu adalah daerah Mesjid Sultan :')))) Perjalanan yang cuma maksimal 10 menit jalan kaki, kita tempuh dengan MRT pakai ganti-ganti jalur :')))) Seketika kita merasa bodoh. Kenapa gak ngecek google maps dulu tadi :')))))
Sambil berusaha melupakan kejadian itu, sampailah kita di Golden Mile Complex. Bus kita yang bernama Sri Maju bersiap ngangkut kita menuju KL di jam 7 malam. Perjalanan ke KL kurang lebih 5-6 jam, jadi perkiraan kita bakal sampai jam 1 tengah malam. Singgah sebentar di imigrasi Singapore, imigrasi Malaysia, dan rest area, sampailah kita di Swiss Garden Hotel KL tempat dimana bus menurunkan penumpang. Dari Swiss Garden Hotel, kita jalan kaki di tengah malam mencekam itu menuju penginapan yang jaraknya sekitar 10 menit dari situ. Kita banyak melewati rusun dan jalanan gelap yang bikin suasana tambah horor takut ada orang jahat, tapi kita sok berani aja sampai akhirnya nemu penginapan kita. Alhamdulillah selamat..
***
Kira-kira KL kayak apa ya? Apa sama dengan yang di-marketing-kan selama ini?
Cerita sebelumnya : Wisata Religi di Kota Mermaid Berkepala Singa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar