Senin, 10 Desember 2018

Wisata Religi di Kota Mermaid Berkepala Singa

2 Desember 2018

Paket menginap kita gak include breakfast. Pagi itu, menu sarapan kita adalah mini cup noodle yang dibawa teman saya dari Pekanbaru. Untuk air panasnya kita kurang tau kalo penginapan nyediain atau enggak dan kita gak nanya juga sih wkwk. Sekitar jam setengah 8 pagi, kita bergerak menuju Mesjid Sultan untuk ambil air panas gratisan dan numpang sarapan disana. Tapi kali ini kita lewatnya via Haji Lane, itu lho jalan kecil yang banyak mural dan toko-toko lucu. Haji Lane juga super dekat dari penginapan dan Mesjid Sultan.

Kenapa jalanan ini dinamakan Haji Lane?

Jalanan kota Singapura masih sepi, terlebih di Mesjid Sultan. Kita duduk di kursi luar mesjid yang tersedia, menikmati hangatnya cup noodle porsi sekali suap itu di sejuknya udara pagi kota Singapura yang waktu itu juga sedang musim hujan. Selesai sarapan, kita foto-foto dulu di spot wajib untuk foto yang ada di Mesjid Sultan.

Ini diaaaa. Pasti udah sering ya lihat foto dari angle ini

Hari itu kita sepakat untuk ke lokasi wisata yang paling jauh dulu yaitu Sentosa Island. Foto-foto di depan bola dunianya memang harus masuk to-do list kalo ke Singapura selain foto di Merlion ya. Untuk ke Sentosa Island dari Bugis, kita harus ke HarbourFront sebelum nyebrang ke Sentosa-nya. Caranya, ambil MRT jalur biru arah ke Bukit Panjang dan ganti MRT jalur ungu di Little India arah ke HarbourFront. Di HarbourFront ambil exit ke Vivo City Mall terus naik ke lantai 3 tempat dimana Sentosa Station berada. Untuk ke Sentosa Island, kita gak lagi pakai MRT tapi pakai Sentosa Express. Untuk naik Sentosa Express dikenakan biaya 4SGD kecuali bagi pengguna kartu EZ-Link karena bisa langsung tap saja dengan saldo yang kita punya. Sebelumnya kita udah isi saldo di stasiun MRT Bugis sebesar 10SGD (ini minimal pengisiannya ya wkwk jadi ya mau gak mau) karena tau saldo yang ada gak bakal cukup buat ke Sentosa.

Sampai di Sentosa Island, langsung deh ke spot tujuan; Bola Dunia Universal. Oh ya, kalo mau ke Universal Studio dan sekitarnya ini, turun di Waterfront Station ya karena di pulau ini sendiri ada beberapa stasiun yang tujuannya beda-beda.

Oke siap. Cekrek sana cekrek sini. Melihat kita berdua yang kesusahan buat selfie berlatar bola dunia, seorang lelaki berkalung kamera SLR yang sangat jelas bahwa dia adalah pegawai di tempat wisata ini, mendekati kita dan nawarin buat ngambilin foto kita dengan kamera saya. Bau-baunya keluar duit nih. Kita pun tolak dengan halus.

"Free." katanya.
"Really? You sure?" tanya kita gak percaya.
"Yes." jawabnya mantap.

Saya pun menyerahkan kamera saya padanya. Kami bersiap di depan bola dunia dan dia bersiap dengan... kamera SLR-nya. Lho lho, kok gak pakai kamera saya.

"Our camera, please." kata kami sambil nunjuk-nunjuk kamera saya.
"This first, then your camera. For free." responnya sambil nunjuk kamera dia.

Yoweslah daripada terlalu banyak drama, kami langsung aja berpose dan click, click, click, selesai.

"Want to see your picture?" doi masih usaha.
"No, thankyou." penolakan lagi dari kami.
"Just see, it's free." paksanya.

Pfttt ya ampun ni orang. Akhirnya kami kabulkan permintaannya. Sebelum dia buka komputernya, kami tegaskan sekali lagi kalo kami cuma mau lihat dan gak mau cetak. Dia pun mengangguk.

Setelah kami lihat 3 foto hasil jepretan dia dan bergerak untuk cari spot foto lain, dia ngomong lagi, "Don't you want to print one of them out?" Yaelaaaah bro..

Ambil foto sendiri dengan bantuan tong sampah dan camera connect app 

***

Setelah puas foto di bola dunia dan beberapa spot foto lain yang ada disana, kita lanjutkan perjalanan menuju Chinatown. Dari Sentosa Island tadi, kita balik lagi ke HarbourFront Station terus ikutin aja satu-satunya jalur yang ada disana (jalur ungu), cuma satu stasiun yang memisahkan HarbourFront dan Chinatown. Tujuan kita disana adalah ke kelenteng yang bentuk bangunannya tu gak kayak kelenteng biasa, tapi lebih kayak yang ada di Cina gitu. Kayak pernah ke Cina aja ya wkwk. Dalam perjalanan kaki ke kelenteng itu, kita juga papasan sama kuil besar gitu dan sepertinya juga sedang ada acara nikahan. Kita cuma lihat dari trotoar aja dan gak banyak ambil foto. Gak jauh dari kuil, nemu deh kelentengnya. Disana kita juga gak masuk, cuma sampai gerbangnya aja buat ambil beberapa foto bangunannya.

Ini bagusnya difoto pakai drone sih

Matahari udah di atas kepala. Kita beranjak balik ke Bugis buat makan siang dan sholat disana. Chinatown adalah stasiun interchange, jadi ada jalur ungu dan jalur biru yang melewati stasiun ini. Saya lupa waktu itu kita ambil jalur yang mana. Kalo ambil yang ungu arah ke Punggol, ganti ke jalur biru di Little India dengan tetap bayar sekali perjalanan. Kalo ambil jalur biru arah ke Bukit Panjang, bisa langsung ke Bugis.

Pilihan tempat makan kita siang itu jatuh ke Kampong Glam Cafe yang letaknya juga kelihatan dari Mesjid Sultan. Disini ada bermacam-macam makanan kayak di Solaria gitu. Yang paling murah harganya 3.5SGD dan pastinya kita selalu pilih makanan yang harganya murah wkwkwk. Untuk makan, harga segitu di Singapura kayaknya udah termasuk murah walaupun kalo dirupiahkan bisa dapat paket komplit dengan teh es dan berbagai cemilan.

Sebelum kita sempat bergerak ke tujuan selanjutnya, hujan pun turun. Jadi kita ngelurusin kaki plus numpang ngecas dulu di Mesjid Sultan. Gak lama, hujan berhenti. Baterai HP udah lumayan keisi walaupun kaki masih belum lurus. Kita sepakat Chijmes jadi tujuan selanjutnya. Kalo yang udah nonton Crazy Rich Asian, pasti familiar dengan tempat ini (walaupun saya sendiri gak nonton). Jadi, bangunan utama di Chijmes ini adalah bangunan berbentuk gereja yang dulunya emang gereja, gak tau deh sekarang masih dipake sebagai gereja atau enggak. Nah, gereja ini dikelilingi cafe-cafe yang dari tampilannya hemmmm untuk golongan kelas atas. Bangunan gereja dan cafe-cafe ini berada dalam satu pagar. Untuk menuju Chijmes, dari Bugis kita ambil jalur hijau arah Joo Koon/Tuas Link dan turun di City Hall. Duduk bentar di MRT, nyampe deh. Kita cuma dapat foto sebentar karena hujan turun lagi dan kali ini deras. Untung ya bawa payung dari Pekanbaru.

Tempat main Crazy Rich Asian, kayak kita wkwk

Kalo cuma pesan air mineral, diusir gak yaa? Wkwk. Ini masih di Chijmes yaa

Demikianlah wisata religi kita di kota multi-etnis ini. Mulai dari mesjid, kuil, kelenteng, gereja, kita ikut menyaksikan keindahan bentuk bangunannya.

***

Menjelang maghrib, kita balik ke Bugis dengan rute MRT yang sama: City Hall - Bugis. Kita singgah dulu ke Bugis Street, pusat belanja oleh-oleh murah di Singapura. Terus kita juga singgah ke Bugis Junction yang ada di seberang buat cari cemilan malam ini dan sarapan besok pagi. Sampai di supermarketnya, pilihan gak jauh-jauh dari cup noodle. Dari banyaknya pilihan mie instan, yang ada label halal dan bacaannya dalam bahasa melayu cuma satu merk : Maggie. Sisanya yaa tulisan Cina ataupun Korea. Dan Maggie juga yang harganya paling murah wkwk, 1.55SGD. Dari situ kita sholat maghrib dan isya di Mesjid Sultan dan makan lagi di Kampong Glam Cafe.

Cerita sebelumnya : Singapura Malam Hari

Tidak ada komentar: